Thursday, April 14, 2011

Resensi novel NEXT.

Selamat datang di dunia genetika masa kini.  Melesat cepat dan tak terkendali, ini bukan kisah rekaan masa depan, inilah dunia yang sedang kita diami saat ini. Kita hidup pada masa terjadinya lompatan-lompatan sains yang luar biasa, ketika kita bias menjual sel telur dan sperma secara online demi imbalan ribuan dollar. Kita hidup pada masa para ahli telah berhasil memetakan gen-gen yang menentukan kepribadian, kebiasaan, dan penyakit-penyakit bawaaan atau benarkah begitu ? Gabungan fakta dan fiksi ini akan membuat kita berpikir bahwa tak satu hal pun sama seperti tampaknya, dan segala kemungkinan baru sedang menanti di balik tikungan. Kisah ini akan menantang kita berhadapan dengan realita sains dan mengguncang moralitas kita. Segala hal yang aneh dan ganjil berpadu dengan yang menakutkan dan mengguncang.

Teknologi adalah suatu kotak  berisikan dimensi ruang yang tidak ada batasnya untuk menggabungkan pemikiran dan khayalan, membuat pembicara berkontraversi terhadap dirinya apakah salah menguntungkan, atau benar merugikan ? Bioteknologi adalah sebuah teknologi yang membuat semua orang penasaran lalu ingin menjawabnya dan menghilangkan kata “mungkin” di dalam otaknya. Demikian juga dengan bioteknologi yang membuka kemungkinan-kemungkinan baru dalam bidang pengobatan penyakit yang sementara ini dianggap tak bisa disembuhkan, juga pengadaan sumber daya pangan. Tentu saja ini adalah hal yang sangat baik dan dinanti-nantikan. Akan baik atau burukkah pada akhirnya? Sepertinya kita harus menunggu beberapa dasawarsa lagi untuk mengetahui jawabannya, karena novel ini adalah sebuah insight yang mendahului masanya.

Kabar angin keberadaan burung nuri,  simpanse, dan orang utan Sumatera  bisa bicara yang diduga hasil rekayasa genetika makhluk hybrid antara manusia dengan primata, ke-tiga hasil percobaan ini membuat orang-orang sekelilingnya merasa terlindungi dan nyaman walaupun pada awalnya tidak di sukai.  Disinggung juga oleh novel ini, adanya keterikatan geografis tentunya menjadi daya tarik tersendiri bagi kita, orang Indonesia. Hal ini, di sini lain, membuat saya tergelitik, mengapa justru orang lain yang lebih cekatan mengeksplorasi kekayaan sumber cerita alam liar negeri kita. Kapan kiranya akan lahir karya-karya anak bangsa yang bertopang pada kekayaan hayati kita yang didukung daya kreativitas asli, bukan sekedar kisah tragis yang kelewat dieksploitasi.

Dibandingkan karya-karya Michael Crichton yang lain, novel ini bisa dibilang kurang fokus. Begitu banyaknya masalah yang disorot berefek pada kurang tajamnya penokohan dan adanya beberapa fragmen cerita yang belum mendapatkan kepastian penyelesaian. Dengan mengesampingkan beberapa kesalahan minor pada penulisan, karya terakhir Michael Crichton ini sangat layak untuk dibaca dan dikoleksi, terlebih bagi Anda yang berkecimpung di bidang ilmu hayat atau yang tertarik dengan ilmu genetika. Tentu saja, sebagai sebuah karangan fiksi, buku ini menyisakan banyak ruang perdebatan. Namun, dengan adanya sembilan halaman bibliografi (yang secara khusus dikomentari oleh sang penulis, memberi kita gambaran umum pustaka tersebut) tentunya menjadi jaminan bahwa novel ini bukanlah sebuah fiksi ilmiah yang main-main.

Resensi novel NEXT

Selamat datang di dunia genetika masa kini.  Melesat cepat dan tak terkendali, ini bukan kisah rekaan masa depan, inilah dunia yang sedang kita diami saat ini. Kita hidup pada masa terjadinya lompatan-lompatan sains yang luar biasa, ketika kita bias menjual sel telur dan sperma secara online demi imbalan ribuan dollar. Kita hidup pada masa para ahli telah berhasil memetakan gen-gen yang menentukan kepribadian, kebiasaan, dan penyakit-penyakit bawaaan atau benarkah begitu ? Gabungan fakta dan fiksi ini akan membuat kita berpikir bahwa tak satu hal pun sama seperti tampaknya, dan segala kemungkinan baru sedang menanti di balik tikungan. Kisah ini akan menantang kita berhadapan dengan realita sains dan mengguncang moralitas kita. Segala hal yang aneh dan ganjil berpadu dengan yang menakutkan dan mengguncang.

Teknologi adalah suatu kotak  berisikan dimensi ruang yang tidak ada batasnya untuk menggabungkan pemikiran dan khayalan, membuat pembicara berkontraversi terhadap dirinya apakah salah menguntungkan, atau benar merugikan ? Bioteknologi adalah sebuah teknologi yang membuat semua orang penasaran lalu ingin menjawabnya dan menghilangkan kata “mungkin” di dalam otaknya. Demikian juga dengan bioteknologi yang membuka kemungkinan-kemungkinan baru dalam bidang pengobatan penyakit yang sementara ini dianggap tak bisa disembuhkan, juga pengadaan sumber daya pangan. Tentu saja ini adalah hal yang sangat baik dan dinanti-nantikan. Akan baik atau burukkah pada akhirnya? Sepertinya kita harus menunggu beberapa dasawarsa lagi untuk mengetahui jawabannya, karena novel ini adalah sebuah insight yang mendahului masanya.
Kabar angin keberadaan burung nuri,  simpanse, dan orang utan Sumatera  bisa bicara yang diduga hasil rekayasa genetika makhluk hybrid antara manusia dengan primata, ke-tiga hasil percobaan ini membuat orang-orang sekelilingnya merasa terlindungi dan nyaman walaupun pada awalnya tidak di sukai.  Disinggung juga oleh novel ini, adanya keterikatan geografis tentunya menjadi daya tarik tersendiri bagi kita, orang Indonesia. Hal ini, di sini lain, membuat saya tergelitik, mengapa justru orang lain yang lebih cekatan mengeksplorasi kekayaan sumber cerita alam liar negeri kita. Kapan kiranya akan lahir karya-karya anak bangsa yang bertopang pada kekayaan hayati kita yang didukung daya kreativitas asli, bukan sekedar kisah tragis yang kelewat dieksploitasi.

Dibandingkan karya-karya Michael Crichton yang lain, novel ini bisa dibilang kurang fokus. Begitu banyaknya masalah yang disorot berefek pada kurang tajamnya penokohan dan adanya beberapa fragmen cerita yang belum mendapatkan kepastian penyelesaian. Dengan mengesampingkan beberapa kesalahan minor pada penulisan, karya terakhir Michael Crichton ini sangat layak untuk dibaca dan dikoleksi, terlebih bagi Anda yang berkecimpung di bidang ilmu hayat atau yang tertarik dengan ilmu genetika. Tentu saja, sebagai sebuah karangan fiksi, buku ini menyisakan banyak ruang perdebatan. Namun, dengan adanya sembilan halaman bibliografi (yang secara khusus dikomentari oleh sang penulis, memberi kita gambaran umum pustaka tersebut) tentunya menjadi jaminan bahwa novel ini bukanlah sebuah fiksi ilmiah yang main-main.

Argumen Narkoba

Maraknya penyalahgunaan penggunaan narkoba dewasa ini tidak terlepas dari gaya hidup dan tuntutan hidup yang mengalami perubahan, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta. Data yang diperoleh dari suatu surat kabar terkemuka di Ibukota menyebutkan bahwa pada awal 2011 ini pengguna narkoba di Indonesia diperkirakan telah mencapai 1,5 persen dari jumlah total penduduk Indonesia (Media Indonesia, 2011), yang berarti sekitar 4 juta orang dari keseluruhan penduduk Indonesia. Sedangkan uang yang digunakan untuk mengkonsumsi narkoba mencapai Rp20 triliun per tahunnya dan diprediksi akan terus meningkat (metrotvnews, 2011). Sebagian besar dari mereka adalah individu-indiyidu yang tinggal di kota-kota besar, dimana akses terhadap zat adiktif tersebut lebih mudah untuk dijangkau.

Seringkali ketika kita mendengar kata narkoba, bayangan kita akan tertuju pada penggunanya yang memiliki keseharian tanpa aktivitas, pengangguran ataupun mereka yang memmiliki latar belakang pendidikan dan ekonomi minim. Padahal dalam kenyataannya, di Jakarta pengguna narkoba dari kalangan pekerja dengan status sosial dan ekonomi yang tinggi jumlahnya tidak sedikit. Individu-individu yang hidup di kota besar serta menjalankan aktivitas keseharian yang padat ini seringkali mengalami kejenuhan dan perasaan hampa dalam hidupnya. Rutinitas pekerjaan yang monoton seringkali disadari sebagai suatu hal yang menimbulkan kebosanan dan akhirnya mengakibatkan ketidakmampuan mereka dalam menikmati kebahagiaan dalam hidupnya.
Para pekerja di kota besar yang menggunakan narkoba dalam rangka mencari kesenangan ini biasanya memakai waktu luang mereka yang minim untuk mencari kesenangan dengan narkoba. Tempat bukanlah hal sulit bagi mereka untuk menggunakannya, karena hasrat dari diri untuk menggunakan narkoba sudah tinggi, dan mobil adalah sarana yang paling mudah dan cepat untuk menggunakan narkoba. Para pengguna narkoba mendapatkan barang haram tersebut biasanya dari mulut ke mulut atau dari teman ke teman, dan sebagian besar mendapatkannya dari tempat-tempat hiburan malam. Penjual-belian narkoba sangat tertutup rapat sehingga bandar besar tidak perlu menunjukkan batang hidungnya, mereka hanya menyuruh kurir dengan bayaran tinggi untuk bertransaksi kepada user dengan segala macam modus untuk menyamarkan barang dagangannya.

Hal yang terjadi di atas sangat disayangkan karena seharusnya dengan kemapaman yang dimiliki, mereka dapat memanfaatkannya ke arah positif dan bukannya meracuni diri dengan zat adiktif yang membahayakan bagi tubuh. Kesadaran akan pentingnya menjalani gaya hidup sehat dan menjaga kesehatan diri merupakan kunci penting dalam membentingi diri dari bahaya narkoba yang makin lama menjadi momok yang menghantui kehidupan kita.